Tulisan ini saya kutip dari selebaran yang saya dapat di masjid Al-Azhar Fakultas Hukum UII. Mengingat topic yang diangkat merupakan hal yang sangat penting untuk direnungkan oleh umat beragama, khususnya sebagai seorang muslim dan pemuda.
“ Allah pasti akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berpengetahuan di antara kamu beberapa tingkat lebih tinggi…” (Q.S. Al-Mujadilah <58>:11)
Berbicara tentang Indonesia, pastinya akan tergambar dalam benak pikiran kita, keadaan negara yang dikenal dengan Negara yang agraris dan maritime. Indonesia selain memiliki wilayah yang luas, negeri ini juga memiliki banyak kebudayaan yang diemban oleh warga Indonesia sendiri. Namun dibalik itu semua apakah negara tercinta ini sudah dapat dikatakan sebagai negara yang makmur, aman, dan sejahtera? Pertanyaan yang sungguh tajam untuk kita telaah .
Sadarakah kita? Di akhir dasawarsa kali ini, media masa sedang disibukkan dalam satu berita, baik media elektronik, bahkan media cetak seperti Koran majalah, buletin dan lain sebagainya, di media televise dimulai dari sergap, patroli, redaksi pagi, sampai TKP di salah satu stasiun TV, semuanya sedang membicarakan tentang, kriminalistas, kejahatan, penjarahan, perkosaan bahkan sampai pembunuhan dan pengrusakan. Gambaran masyarakat saat ini ternyata terlalu buruk bukan? Sebenarnya, apa sih maksud semua ini? Menurut pengamatan kaca mata saya. Negeri kita tercinta ini sedang mengalami yang disebut dengan kemerosotan ahklak. Hal inilah yang menjadikan Indonesia tidak mampu bangkit dari keterpurukan selama bertahun-tahun. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih sangat minim dalam hal kemajuan apapun dibidangnya. Data terakhir yang diperoleh, Indonesia tingkat mutau pendidikan, ini menggambarkan bahwa, Indonesia masih sangat jauh dari kompetensi persaingan dunia, sekarang kita lihat di dunia luar, ilmu semakin berkembang, tuntan zaman semakin kompleks dan persaiangan semakin ketat tentunya.
Oleh karena itu, hendaknya fenomena di atas kita jadikan sebagai bahan renungan, sudahkah kita mampu dikatakan sebagai pemuda yang sanggup untuk membangun bangsa? Untuk menjawab pertanyaan yang penuh resiko ini, alangkah pantasnya jika kita kaji salah satu ayat Al-Qur’an surat al-Mujaddikah (58):1. Allah berfirman, “ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapang dalam majelis”’ maka member lapangan untukmu. Dan apabila dikatakan kepadamu “berdiri” maka “berdirilah” niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S> al-Mujadilah (58):11).
Hubungan Ilmu dan Iman
Ayat ke-11 surat al-Mujadilah ini turun pada hari jumat ketika ahi badrun dating kepada jamaah Nabi , singkat cerita, di akhir ayat ini mengajarkan kepada kita semua untuk beriman dan berilmu, karena, kedua hal ini merupakan aspek penting yang harus kita raih bersama dan sebagai wujud solusi untuk meningkatkan mutu di negara pertiwi ini. Kemudian, jika kita telaah bersama sebenarnya apa urgensi dari ilmu dan iman? Mengapa kita harus memiliki ilmu dan Iman? Sebenarnya bagaimana hubungan antara ilmu dan iman? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, cukup saja mengulas ringkas sebuah pribahasa yang sudah tidak asing lagi di telingakita, kurang lebih bunyinya seperti ini “Iman tanpa ilmu laksana emas tanpa kadar karat sedangkan ilmu tanpa iman laksana mahkota tanpa raja”. Bisa kita bayangkan, jikaemas yang kita tahu harga jualnya tinggi namun tanpa suatu karat didalamnya, apakah emas tersebut mempunyai nilai tinggi? Begitu juga dengan mahkota yang indah nana gung, jika tidak ada seorang raja, niscaya mahkota tersebut akan ngangkrak bagaikan barang tidak berguna, sekarang kita balik, mahkota yang kita tahu akan keindahan dan keelokannya jika dikenakan oleh seorang raja maka mahkota tersebut akan menjadi suatu benda yang agung dan terhormat.
Dalam terminology islam, kata iman yang melekat dalam dada harus diimbangai dengan ilmu pengetahuan. Membahas tentang iman dan ilmu akan terbesut dalam benak kita sebuah pertanyaan cantik, adakah hubungan antara iman dan ilmu? Apakah iman lebih utama dari ilmu ataukah sebaliknya? Iman dan ilmu adalah satu badan yang tidak dapat dipisahkan. Ungkapa n kata mutiara di atas (iman tanpa ilmu laksana emas tanpa kadar karat sedangkan ilmu tanpa iman laksana mahkota tanpa raja) menggambarkan bahwa betapa eratnya ikatan antara iman dan ilmu. Ilmu pengetahuan tanpa dilandasi dengan keimanan yang mumpuni bisa mengarah kepada pada penyalahgunaan ilmu itu sendiri. Ilmu pengetahuan akan liar bila menimbulkan korban jiwa atas ilmu tersebut, selain itu ilmu yang tidak memiliki standar moral justru akan digunakan untuk mempermudah suatu tindakan kejahatan. Begitu juga sebaliknya, sebuah kemimanan tanpa adanya ilmu pengetahuan, manusia tidak akan bisa disebut sebagai manusia yang kail akan imannya jika tidak didasari dengan ilmu. Ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk menebalkan iman di dalam jiwa. By. UII
0 komentar:
Posting Komentar