Siapa yang tidak tertarik dengan harta, sebagai manusia biasa tentunya harta menjadi sesuatu yang sangat menggiurkan untuk dimiliki. Dengan harta kita bisa membeli yang kita inginkan. Tas Gucci, handphone apple, mau ke salon paling mahal, shooping, mau beli mobil jaguar dan mercy sekaligus bukan merupakan suatu masalah. Dengan kekayaan dan harta yang dimiliki bahkan seorang pria yang memiliki tampang pas-pasan bisa memiliki wanita yang diinginkan. Bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa wanita itu matre, namun pada realita yang ada saat ini, wanita cenderung melihat seorang pria dari segi materi, apabila ingin mencari pasangan cenderung melihat dari apa yang dimiliki oleh sang pria pake motor atau mobil ?, mobilnya apa?, mau makan dimana?, ntar nongkrongnya dimana? , beli bajunya dimana?, dan yang lainnya. Selain itu banyak cewek berpendapat cinta dan penampilan fisik tidak menjadi satu-satunya hal yang penting. Kadang saya berpikir ketika sedang jalan di tempat tertentu dan bertemu dengan sepasang kekasih. Pikiran itu tiba-tiba saja datang. Lantas saya nyeletuk dalam hati “kok mau ya.. ceweknya jadian ama masnya itu? Padahal kalau dipikir saya masih lebih ganteng dari masnya”, kemudian pasangan tersebut masuk ke sebuah mobil mewah, dan kata yang ter ucap dari bibir saya hanya “ohhh… pantesan aja. Selain itu pendapat yang berbeda saya temukan, “tidak cukup hanya dengan kata I Love You dan memandang tampang ganteng seorang pria perut bisa kenyang lantas kita bersendawa yang menandakan bahwa kita kenyang”, kotor-kotornya cinta dan ketampanan gak bikin perut kenyang cetus seorang wanita yang saya tanyakan menyangkut hubungannya dengan seorang pria yang saat itu adalah pasangannya. Walaupun demikian tidak semua wanita seperti itu, saat ini kita masih bisa menjumpai wanita-wanita yang masih beranggapan cinta, ketulusan dan kasih sayang adalah segalanya. Oleh karena itu sebelumnya saya minta maaf atas apa yang saya tuangkan dalam tulisan ini. Ini hanya opini dari saya sebagaimana yang sering saya jumpai.
Sama halnya dengan harta, tahta juga merupakan sesuatu yang sangat menggiurkan untuk dimiliki seseorang. Siapa yang tidak mau jadi seorang pejabat, direktur, kepala bagian, kepala bidang, bahkan kepala sekolah, kecil-kecilnya ya… ketua BEM Universitas atau ketua OSIS. Kalau orang dewasa sih mikirnya dengan tahta atau jabatan yang dimiliki tentunya bisa disegani oleh bawahan, memiliki hak otoritas dan bisa membuat kebijaka, sedangkan untuk seorang ketua BEM Univeritas dan ketua OSIS bisa menggunakan jabatan atau tahta yang dimiliki walaupun hanya sekedar untuk TP (Tebar Pesona) ke junior atau adik-adik kelas. Selain itu dengan tahta atau jabatan seseorang cenderung ingin memperoleh pengakuan dari orang lain. Banyak orang tua ketika memilih jodoh untuk anaknya lebih melihat ke jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Contoh, apabila seorang anak perempuan dilamar oleh dua orang laki-laki dalam waktu bersamaan, orang tua bertanya apa pekerjaan dari kedua laki-laki yang melamar anaknya. Si laki-laki A menjawab, “saya seorang staf di salah satu instansi pemerintahan, sedangkan laki-laki B ketika ditanyakan kemudian menjawab “ saya seorang direktur pemasaran di sebuah perusahaan swasta”, kemudian orang tua berpikir dan mempertimbangkan siapa yang akan menjadi menantunya. Dalam kasus ini orang tua cenderung memilih laki-laki B, karena dengan pertimbangan masa depan anaknya akan lebih cerah. Dari hal ini dapat dikatakan tahta, posisi jabatan masih menjadi pertimbangan penting. Oleh karena itu tahta tentunya menjadi hal yang sangat menggiurkan.
Hal yang ketiga adalah ilmu. Orang seringkali menyepelehkan hal yang satu ini. Banyak yang berpikir dengan harta orang dapat memperoleh tahta walaupun tanpa memiliki ilmu, begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh yang sering kita jumpai saat ini di masyarakat adalah kasus selebriti yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di gedung senayan. Tidak sedikit juga penyanyi ataupun artis ibu kota yang mencalonkan diri mereka dalam pemilu kada atau pemilihan kepala daerah. Mereka berpikir dengan penghasilan melimpah dan popularitas dapat dengan mudah memperoleh simpati masyarakat. Padahal kalau dilihat artis-artis yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan kepala daerah tidak memiliki basic yang cukup untuk menjadi seorang anggota legislatif ataupun kepala daerah. Sebut saja Julia Perez dan Ayu Azhari yang mencalonkan diri menjadi wakil kepala daerah beberapa waktu yang lalu, tentu saja berita ini menjadi berita yang besar dan controversial dikalangan masyarakat, mengingat keduanya acap kali diberitakan oleh media dalam kasus-kasus yang mereka lakukan dan tidak kalah kontroversialnya. Tak ayal berita ini menjadi headline dan perbincangan utama di infotaiment, sehingga kerap dinilai oleh masyarakat adalah aji mumpung. Sama halnya dengan penyanyi-penyanyi instan yang awalnya dari dunia perfilman akan tetapi dengan popularitas yang dimiliki di dunia perfilman dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas mereka. Suara pas-pasan tidak menjadi masalah karena dengan teknologi yang ada, apapun bisa dilakukan dengan suara mereka.
Sadarkah kita ilmu merupakan hal yang utama dan paling berharga diantara harta dan tahta yang seringkali diperebutkan oleh manusia. Karena harta antar saudara bisa berselisih. Karena tahta manusia bisa berbuat apa saja untuk mengalahkan lawannya dalam memperebutkan tahta yang diinginkan. Sebut saja dunia politik yang acap kali sering terjadi perdebatan panas hanya untuk mempersoalkan siapa yang paling benar dan siapa yang paling baik, aksi anarkis yang terjadi diruang sidang MPR dan DPR yang tentunya sangat memalukan, menandakan kurangnya moralitas masyarakat bangsa yang bisa diindikasikan bahwa masyarakat Indonesia tidak berpendidikan. Oleh karena itu Ilmu sangat penting untuk kehidupan kita. Harta dan tahta bisa dicuri oleh orang lain, akan tetapi tidak ada yang bisa mencuri ilmu, karena sesungguhnya ilmu bersifat increase atau meningkat. Semakin banyak kita membagi ilmu yang kita miliki semakin ilmu kita bertambah. Seperti kata pak Mahfud MD yang saat ini menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi, ketika beliau masih kecil, beliau sering didongengkan ayahnya kisah para nabi.Jjalan hidup seorang Mahfud MD berawal dari sebuah kisah Nabi Sulaiman yang pernah ditawari Allah melalui malaikat. Beliau diminta memilih satu di antara tiga permintaan, yakni harta dan tahta, perempuan cantik, atau ilmu. Apapun pilihan Sulaiman akan dikabulkan Allah. Sulaiman memilih ilmu. Dia memohon kepada Allah agar diberi ilmu sebanyak mungkin, termasuk ilmu bahasa makhluk selain manusia. Pilihan itu ternyata menjadi jalan untuk mendapatkan segalanya. Ia bisa menjadi raja dengan kekayaan yang tak terbilang, dan isteri secantik Ratu Balqis. Falsafah akan pentingnya Ilmu berulang kali diajarkan ayah Mahfud. Sampai-sampai, sang ayah mau melakukan pekerjaan apa saja demi membiayai pendidikan Mahfud dan saudaranya.
Kisah seorang Mahfud MD tentunya sangat menginspirasi kita semua dan mengajarkan kita akan arti pentingnya ilmu apabila dibandiingkan dengan harta dan tahta sekalipun wanita cantik. Selain itu Allah SWT juga menjanjikan untuk menaikkan beberapa derajat bagi orang-orang yang berilmu dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.
By: Muhammad Annas
Universitas Islam Indonesia
Fakultas Hukum 2010
3 komentar:
wii .. dasyat :D inspiratif euy, kudu seimbang nih.
ini berlaku buat laki duang ato wanita uga?
jadi bahan instropeksi buat keduanya aja... laki-laki butuh mapan untuk menjadi seorang suami dan itu tidak bisa dipungkiri sedangkan bagi wanita yang selama ini cenderung melihat laki-laki dari hartanya saja juga sebaiknya sadar bahwa harta bukanlah segalanya tpi the matter is ilmu yang utama... ^^
jiahaha. :D benar memang skarang banyak bgitu kenyataannya.
wah. . dari kalimat-kalimatnya sepertinya sob akan jd orang besar nantinya. punya Ilmu, Tahta, kemudian Harta.. MANTAB!
Posting Komentar